MyPertamina, aplikasi pengontrol subsidi bbm

Penerapan subsidi bbm imbas dari kenaikan harga minyak dunia sangat diperlukan bagi masyarakat. Agar subsidi tepat sasaran, maka aplikasi mypertamina hadir untuk mengontrol pembelian bbm.

Seiring pertumbuhan penjualan mobil dan motor di Indonesia, hal ini juga berimbas dengan kenaikan konsumsi bahan bakar, baik itu berjenis bensin maupun solar. Disatu sisi harga minyak dunia semakin naik, imbas dari pandemi covid & ketegangan antara Rusia & Ukraina.

Beruntung di Indonesia, pemerintah memberikan subsidi untuk bahan bakar tertentu seperti pertalite & juga biosolar. Hal ini membuat harga bahan bakar jenis tersebut harganya jauh lebih murah dibanding dengan negara lain. Dengan harga murah tersebut, masyarakat diuntungkan karena dapat membeli bahan bakar dengan harga yang cukup terjangkau.

Imbas dari bbm murah tersebut, animo masyarakat untuk membeli bbm bersubsidi semakin besar. Sebagian besar golongan masyarakat & berbagai jenis mobil banyak mengatre di SPBU untuk mengisi bbm berjenis pertalite & bio solar. Tentu ini akan berimbas pada meningkatnya dana yang digelontorkan oleh pemerintah untuk mensubdisi bbm. Bahkan di tahun 2022 ini mencapai kurang lebih Rp 520 triliun dana untuk alokasi subsidi bbm. Tentunya hal ini sangat membebani kas negara.

Baca juga :
Pilihan charging mobil elektrik

Oleh karena itu, pemerintah mulai membuat aturan agar penerapan subsidi bbm ini tepat sasaran. Yakni hanya mereka yang dinilai kurang mampu, yang layak mendapatkan subsidi. Pertamina melalui aplikasi MyPertamina hadir menjawab kebutuhan tersebut. Bagi mereka yang ingin mendapatkan subsidi wajib registrasi data pribadi & data kendaraan. Nantinya data tersebut akan divalidasi & difilter, akun siapa saja yang berhak mendapatkan subsidi BBM. Ini salah satu langkah yang tepat agar subsidi tepat sasaran.

Baca juga :
Cara pengisian baterai mobil elektrik

Terkait dengan pembatasan subsidi, direncanakan mulai di bulan September 2022. Adapun kendaraan yang dapat menikmati subsidi bensin Pertalite (Ron 90) adalah mobil dengan cc kurang dari 1500 cc. Untuk motor kurang dari 250 cc. Sebagai contoh adalah mobil berjanis LCGC seperti Agya, Ayla, Datsun, dan lain-lain. Serta mobil ber cc dibawah 1500 seperti Avanza, Xenia, Ertiga dan sejenisnya.

Dengan aturan ini, maka akan berimbas pada mobil-mobil yang saat ini sudah beredar dengan cc lebih dari 1500, untuk tidak mendapatkan subsidi bbm. Sebagai contoh saja Toyota Innova, Honda accord, dan lain-lain. Aturan ini berimbas juga pada mobil lama yang sudah ber cc lebih dari 1500, seperti Kijang kapsul dan sejenisnya.

Baca juga :
Yuk kenalan dengan mobil elektrik

Harapannya, dengan perapan aturan ini, subsidi dapat lebih tepat sasaran. Disisi lain, jumlah dana yang digelontorkan untuk subsidi bahan bakar menjadi berkurang, dan dapat dialokasikan ke hal lain yang bisa bermanfaat luas bagi masyarakat. Semoga bermanfaat![[www.otomotifinfo.com]